Teori Kepribadian
Sehat menurut Gordon Allport
Gordon Williard
Allport lahir pada 11 November 1897, di Montezuma, Idiana. Dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport
sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara. Allport kecil mengembangkan
ketertarikannya pada Philosophi dan pertanyaan keagamaan yang banyak memberikan
kesempatan untuk berkata-kata. Dia menggambarkan dirinya sebagai sosial
“terpisah” yang menggunakan lingkaran aktivitasnya sendiri.
Ia menyelesaikan pelajaranundergraduate-nya di Universitas Harvard. Setelah mendapat gelar sarjana muda pada tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama satu tahun mengajar sosiologi dan bahasa Inggris pada Robert College di Istambul. Kemudian ia kembali ke Harvard dan menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang psikologi pada tahun 1922. Selama 2 tahun berikutnya (tahun 1922 - 1924) ia belajar diBerlin, Hamburg, dan Cambridge (Inggris).
Pengalaman yang luas di luar negeri ini berperanan dalam mengembangkan perhatiannya yang besar terhadap soal-soal internasional dan hal ini nyata sekali dalam kegiatan-kegiatan Allport selama 30 tahun terakhir. Hal tersebut jugalah yang menyebabkan Allport selama satu decade atau lebih menjadi salah seorang juru tafsir utama psikologi Jerman di Amerika. Sekembalinya dari Eropa, ia menerima jabatan sebagai instruktur pada Department of Social Ethick di Universits Harvard. Jadi, disini tampaknya terdapat kontinuitas antara mengajarnya yang pertama di Amerika dengan perhatian Allport yang tetap terhadap masalah-macalah yang mengandung implikasi social etis. Sesudah dua tahun, ia menerima jabatan lector psikologi di Darmouth College, tetapi diundang supaya kembali ke Harvard pada tahun 1930, dimana ia tinggal sampai kematiannya pada tanggal 9 Oktober 1967, sebulan menjelang ulang tahunnya yag ke-70. Setahun sebelum kematiannya. Ia diangkat menjadi Professor Richard Cabot dalam bidang Etika Sosial yang pertama. Allport adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh utama dalam gerakan internasional yang mendorong pembentukan Department of Social Relations di Universitas Harvard, dalam rangka mewujudkan integrasi secara sebagian antara psikologi, sosiaologi, dan antropologi.
Ia menyelesaikan pelajaranundergraduate-nya di Universitas Harvard. Setelah mendapat gelar sarjana muda pada tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama satu tahun mengajar sosiologi dan bahasa Inggris pada Robert College di Istambul. Kemudian ia kembali ke Harvard dan menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang psikologi pada tahun 1922. Selama 2 tahun berikutnya (tahun 1922 - 1924) ia belajar diBerlin, Hamburg, dan Cambridge (Inggris).
Pengalaman yang luas di luar negeri ini berperanan dalam mengembangkan perhatiannya yang besar terhadap soal-soal internasional dan hal ini nyata sekali dalam kegiatan-kegiatan Allport selama 30 tahun terakhir. Hal tersebut jugalah yang menyebabkan Allport selama satu decade atau lebih menjadi salah seorang juru tafsir utama psikologi Jerman di Amerika. Sekembalinya dari Eropa, ia menerima jabatan sebagai instruktur pada Department of Social Ethick di Universits Harvard. Jadi, disini tampaknya terdapat kontinuitas antara mengajarnya yang pertama di Amerika dengan perhatian Allport yang tetap terhadap masalah-macalah yang mengandung implikasi social etis. Sesudah dua tahun, ia menerima jabatan lector psikologi di Darmouth College, tetapi diundang supaya kembali ke Harvard pada tahun 1930, dimana ia tinggal sampai kematiannya pada tanggal 9 Oktober 1967, sebulan menjelang ulang tahunnya yag ke-70. Setahun sebelum kematiannya. Ia diangkat menjadi Professor Richard Cabot dalam bidang Etika Sosial yang pertama. Allport adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh utama dalam gerakan internasional yang mendorong pembentukan Department of Social Relations di Universitas Harvard, dalam rangka mewujudkan integrasi secara sebagian antara psikologi, sosiaologi, dan antropologi.
1. Perkembangan
Kepribadian Menurut Gordon Allport
Gordon W. Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai
individu yang berasal dari keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan
tingkah laku reflek, tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan
terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbuhan dan pematangannya.
Ini adalah perkembangan anak hinggak
dewasa menurut Allport:
Ø 0-3 Tahun : Pembangunan kesadaran diri
sense of bodily self (enak
tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek
yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang paling penting. Harga
diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimana anak ingin melakukan
sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya sendiri.
Ø 4-6 Tahun : Perluasan diri dan
gambaran diri
Dalam perluasan diri, perasaan yang
terhubung dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya.
Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul
perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Sedangkan gambaran diri
yaitu terkait dengan penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan
pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak.
Ø 6-12 Tahun : Kesadaran diri
Pengenalan kemampunan diri
mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak
dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
Ø Remaja : Propriate striving
Pembanguanan tujuan dan rencana ke
depan: intensi-intensi, long-range
purposes,distant goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas,
”apakah saya seorang anak atau dewasa?”
Ø Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu
orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang
mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
2. Kepribadian
Sehat Menurut Allport
Ø Perluasan diri sendiri
Orang menjadi matang, dia
mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
Ø Hubungan diri yang hangat
dengan orang lain
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan keintiman-keintiman atau cinta serta simpati dan empati
terhadap orang lain.
Ø Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan.
Ø Persepsi realistis.
Orang yang sehat memandang dunia
mereka secara objektif.
Ø Keterampilan-keterampilan dan
tugas
Orang yang berjiwa sehat
menggunakan keterampilan-keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan
menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Ø Pemahaman diri
Memahami tentang hubungan atau
perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya
menurut keadaan yang seseungguhnya.
Ø Filsafat hidup yang
mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan
hidup dan nilai-nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil
keputusan. Bukan berdasarkan nilai-nilai dan pandangan orang lain.
Ketujuh
hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan
dasar perkembangan yang sehat.
3 3. Kesehatan Mental menurut
Allport
Allport
percaya bahwa orang-orang yang sudah matang dan sehat tidak lagi dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan tak sadar yaitu kekuatan yang tidak dapat dilihat dan
dipengaruhi. Orang-orang yang tidak sehat tidak didorong oleh konflik-konflik
tidak sadar. Individu sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar,
menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan
itu juga.
Kepribadian
menurut allport, kepribadian yang matang tidak dikendalikan oleh trauma ataupun
konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian diri kita adalah
intensi-intensi diri kita yang sadar dan tidak sadar, misalnya harapan,
aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan,
menjaga supaya tegangan-tegangan itu berada pada tingkat yang paling rendah dan
menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia
yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi dan tantangan yang bervariasi. Orang
yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi. Visi itu menyatukan
kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang jauh lebih tinggi.
Menurut
Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan
dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan
yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.
Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu
hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila
melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
Daftar
Pustaka:
Basuki,Heru.2008.Psikologi
Umum.Jakarta:Universitas Gunadarma.
Sumadi,Suryabrata.2008.Psikologi
Kepribadian.Jakarta:Raja Grafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar