Minggu, 24 April 2016

Gangguan Kesehatan Mental : Kleptomania

Tugas Kelompok Mata Kuliah Kesehatan Mental

Anggota:
Irpan Salam
Irna Musdalifa
Nadeenka Nathania
Sarah Cika Permatasari

2PA01

 KLEPTOMANIA

Pengertian kleptomania


Kleptomania dapat disebut juga sebagi gangguan karena kegagalan atau ketidakmampuan mengendalikan keinginan untuk mengambil suatu barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau tidak cukup berharga untuk pengambilannya. Kegagalan mengendalikam keinginan untuk mengambil tersebut tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja, tetapi berulang kali. Biasanya barang yang diambil atau dicuri itu akan diberikan kepada orang lain, ditimbun di suatu tempat tertentu, dibuang atau dikembalikan lagi ke tempat asalnya.

Penyebab kleptomania

Kleptomania secara biologis berkaitan dengan kelainan zat kimia, sedangkan secara psikologis seseorang yang mengalami kleptomania biasanya memiliki gangguan lain seperti depresi. Kelainan zat kimia tersebut yaitu serotonin dan dopamin yang merupakan zat kimia neurotransmiter di dalam otak. Serotonin berfungsi untuk mengatur mood dan emosi, sedangkan dopamin berfungsi untuk menimbulkan rasa senang.
Seseorang dengan kleptomania memiliki kadar serotonin yang rendah dan diperkirakan berperan dalam menimbulkan dorongan yang kuat untuk mencuri tanpa bisa menahannnya. Seseorang yang dengan gangguan kleptomania akan merasakan ketegangan saat dorongan untuk mencuri tiba-tiba muncul dengan kuat. Setelah mereka mencuri maka akan muncul perasaan senang, puas, dan lega. Jadi, pencurian yang dilakukan ini membantu kleptomaniac untuk melepaskan ketegangan dan memicu dikeluarkannya zat dopamin. Karena dopamin merupakan zat yang berkaitan dengan rasa senang, maka kleptomaniac cenderung melakukan lagi hal yang menyenangkan tersebut (mencuri) dan siklus ini akan terjadi berulang-ulang dan puas                        
Penderita kleptomania biasanya juga memiliki gangguan suasana hati seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan perilaku makan, dan kecanduan (alkohol atau narkoba) yang jika dilihat lagi berkaitan dengan kinerja zat serotonin dan dopamin. Penyebab lain dari kleptomania yaitu seseorang yang memiliki luka di kepala diduga ada perubahan kinerja otak dan zat-zat yang bekerja di dalamnya.
 

Jenis-jenis Klepto :

  1.      Klepto natural adalah klepto yang ditandai dengan mencuri barang-barang yang tak berguna.
  2.      Klepto elite adalah klepto yang ditandai dengan mencuri barang-barang yang harganya mahal.
  3.      Klepto humanis/animalis adalah klepto yang ditandai dengan mencuri anak orang atau hewan. 
  4.        Klepto transaktif adalah klepto yang ditandai dengan mencuri uang tapi bukan korupsi. 
  5.       Klepto persona adalah klepto yang ditandai dengan mencuri-curi muka dan/atau bentuk tubuh. 
  6.        Klepto status adalah klepto yang ditandai dengan mencuri status/kekuasaan 
  7.        Klepto narsistik adalah klepto yang disertai dengan Narsisis.

Gejala Kleptomania

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- DSM IV-TR (text revision) terbitan American Psychiatric Association (Edisi ke IV, 2000), klepto memiliki gejala sebagaiman berikut : 
  • Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan atau kadang benda-benda itu diberikan untuk orang lain. Benda-benda yang diambil adalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai, tidak berharga.
  • Peningkatan dorongan secara terus-menerus sebelum mencuri.  
  • Timbul rasa senang ketika mencuri berhasil dilakukan.
  • Proses mencuri tersebut tidak dimotivasi oleh rasa marah atau keinginan untuk balas dendam dan tidak disebabkan oleh delusi dan halusinasi.  
  • Perilaku tersebut tidak disebabkan oleh conduct disorder, manic episode pada gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian antisosial 
  • Orang kleptomania biasanya akan mengalami stres sebelum mengambil dan juga dia tidak mempunyai rasa bersalah.  
  • Umumnya Penderita Mampu Membeli Barang Yang Dia Curi. 
  • Penderita Akan Merasa Tegang Saat Melihat Barang Yang Dia Inginkan Dan Sesaat Sebelum Mengambulnya.Setelah Berhasil Ia Akan Merasa Senang Dan Lega. 
  • Penderita mengambil barang secara spontan dan tanpa strategi serta langkah yang rumit, seringkali ia meninggalkan jejak dan jejak tersebut justru mengarah ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri. 
  • Penderita tidak merasa bersalah setelah mengambil barang tersebut,bahkan ia akan berani memakainya di depan si pemilik asli, tetapi ada pula yang menyembunyikan atau malah mengembalikannya. 
  • Punya keinginan besar yang begitu mendesak untuk mencuri pada barang yang mungkin tidak ia perlukan. 
  • Merasa lega dan puas saat mencuri. 
  • Tapi setelah mencuri akan merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri dan takut ditahan polisi. 
  • Meski sesudah mencuri timbul rasa takut dan menyesal tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang. 
  • Orang kleptomania mencuri bukan untuk kepentingan pribadi atau balas dendam, tetapi karena dorongan yang begitu kuat sehingga timbul rangsangan untuk mencuri. 
  • Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
  • Perasaan tidak aman (insecurity) 
  • Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
  • Kurang memahami diri (self-understanding) 
  • Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
  • Ketidakmatangan emosi  
  • Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf
Ciri-ciri Kleptomania:
  • Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan, dan biasanya setelah mencuri benda tersebut dibagikan kepada orang lain. Dan benda yang diambilnya tidaklah berharga
  • Peningkatan dorongan secara terus menerus sebelum mencuri, dan juga timbul perasaan senang ketika mencuri berhasil dilakukannya.
  • Umumnya penderita mampu membeli barang yang di ambilnya dan biasanya ketika     proses pengambilan atau pengutilan terjadi, hal ini tidak di dasari rasa balas dendam dan tidak pula disebabkan oleh delusi atau halusinasi. 
  • Penderita melakukan hal tersebut secara spontan dan tanpa strategi terlebih dahulu sehingga, ini akan menimbulkan jejak yang justru mengarah ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri, pada saat sebelum mengambil barang pelaku akan merasa tegang dan setelah mengambil akan timbulperasaan lega dan senang 
  • Si penderita tidak akan merasa bersalah setelah mengambil barang tersebut, bahkan ia berani mengenakannya didepan sang pemilik atau jika tidak ia akan menyembunyikannya. 

Solusi dan Penanganan Kleptomania

Secara psikologis kleptomania bisa disembuhkan dengan caraterapi, tetapi antara psikolog dengan keluarga tentu haruslah aktif dalam proses penyembuhan tersebut. Orang-orang terdekat penderita harus diberitahu sebelumny bahwa orang tersebut sedang berada dalam proses penyembuhan dan pengawasan. Tetapi kalau masalah kleptomania telah masuk kedalam taraf otak atau saraf maka penanganan dengan obat-obatan haruslah segera dilakukan untuk terapi akan dijabarkan dibawah ini sedangkan untuk penanganan dengan obat-obatan akan dijabarkan kemudian:
Terapi yang digunakan dalam penyembuhan kleptomania adalah:
·      Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Individu diharapkan dapat mengidentifikasi perilaku yang salah, pikiran negatif, dan mengubah pikiran dan perilaku tersebut secara lebih sehat.
·       Ratinal Emotive Therapy

Individu diberikan beberapa perlakukan seperti covert sensitization, dimana individu direkam secara diam-diam ketika melakukan pengutilan, hasil rekaman tersebut akan diperlihatkan kepada individu dengan pengarahan konsekuensi sosial terhadap perilakunya tersebut.
·      Aversion Therapy

Individu diminta untuk berusaha mengatur pernapasan secara baik, menahan napas untuk beberapa saat ketika rasa tidak nyaman muncul yang diakibatkan oleh adanya dorongan-dorongan tersebut saat muncul kembali.

 

Beberapa jenis obat-obatan untuk perawatan kleptomania:
·      Antidepresan. 
Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI) biasanya dikonsumsi oleh penderita kleptomania. Jenis obat ini meliputi fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil, Paxil CR), fluvoxamine (Luvox, Luvox CR) dll.
·      Mood Stabilizer. 
Jenis obat ini bertujuan menyeimbangkan mood (suasana hati) Anda sehingga perubahan yang cepat atau tak seimbang yang biasanya memicu dorongan mencuri bisa diredakan. Salah satu mood stabilizer untuk mencegah kleptomania adalah lithium (Lithobid).
·      Obat-obatan anti kejang .
Walaupun sebenarnya diperuntukkan bagi penderita gangguan kejang-kejang, jenis obat-obatan ini menunjukkan manfaat dalam gangguan mental tertentu, mungkin juga termasuk kleptomania. Contoh obat-obatan jenis ini adalah topiramate(Topamax) dan asam valproat (Depakene, Stavzor).
·      Obat-obatan Kecanduan. 
Naltrexone (Revia, Vivitrol) memblok bagian otak yang merasakan kenikmatan dengan perilaku adiktif. Obat ini dapat membantu menurunkan dorongan dan kenikmatan yang dihubungkan dengan kegiatan mencuri.
Dukungan dari keluaraga

Apabila sanak saudara atau mungkin anak kita memiliki gejala/ciri atau telah dipastikan menderita klepomania tips-tips dibawah ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kleptomania, diharapkan beberapa cara dibawah ini dapat memberikan petunjuk dan guidance kepada orang tua dan guru bagaimana cara menghadapi seseorang yang menderita kleptomania:
·   Mencukupi kebutuhan anak. Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
·        Memberi perhatian yang cukup. Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
·     Mengenali pergaulan anak. Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
·   Menyelidiki motivasinya. Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
·    Memasukkan konsep nilai yang benar. Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
·     Melakukan usaha secara bersama. Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
·      Mendidiknya dalam kebenaran. Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

 Video Kleptomania





Daftar Pustaka

 

0 komentar:

Posting Komentar