Definisi Kepemimpinan
Pada
dasarnya kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang strategis,
karena kepemimpinan dapat menggerakkan, memberdayakan, dan mengarahkan sumber
daya secara efektif dan efisien kearah pencapaian tujuan. Keberadaan kepemimpinan
menjadi lebih penting untuk mengembangkan visi dan misi organisasi masa depan.
Berbagai pendapat para ahli mendefinisikan pengertian
kepemimpinan (leadership) dengan
analisa dari sudut pandang yang berbeda, antara lain sebagai berikut:
1.
Ordway Tead (1935)
“Leadership is the activity of
influencing people to coorperate some goal which come to find desirable”
(Kepemimpinan
adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai
beberapa tujuan yang mereka inginkan)
2.
Harold Koontz & Cyrill O’Donnelle
(1976)
“Leadership is the art of inducing
subordinates to accomplish their assignment with zeal and confidence”
(Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu)
3.
Gary Yukl
“Leadership is the process of
influencing other to understand and agree about what needs to be done and how
it can be done effectively, and the process of facilitating individual and
collective efforts to accomplish the shared objectives”
(Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami setuju tentang apa yang
perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan
proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama)
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa kepemimpinan adalah salah satu
fungsi manajemen yang strategis karena aktivitasnya mempengaruhi orang-orang
agar mau bekerja sama dalam kegiatan individu ataupun kelompok, untuk memahami
apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara
efektif. Kegiatan itu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dalam situasi
tertentu.
Komponen Kepemimpinan
Dari aspek definisi
tersebut, terdapat komponen penting dalam kepemimpinan yaitu sebagai berikut:
1.
Pengaruh
Pengaruh
adalah pengaruh; dimana kepemimpinan terjadi karena adanya proses pengaruh.
Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang diinginkan.
2.
Legitimasi
Kepemimpinan
adalah legitimasi; dimana legitimasi merupakan pengakuan/ pengukuhan atau
pengesahan kedudukan pemimpin, dan legitimasi juga merupakan posisi formal dari
kekuasaan (power) dalam organisasi
3.
Tujuan
Kepemimpinan
adalah pencapaian tujuan; dimana pemimpin berurusan dengan tujuan-tujuan yaitu:
a. Tujuan
individu
b. Tujuan
kelompok
c. Tujuan
organisasi
Pemimpin dipandang
individu menurut kepuasan individu dalam melaksanakan perintahnya. Dan pemimpin
harus dapat mengusahakan keseimbangan antara tujuan organisasi dengan keinginan
bawahan atau oengikut dari hasil yang menyenangkan agar lebih bergairah untuk
bekerja.
Jenis-jenis Kepemimpinan
1. Otoriter
Adalah jenis pemimpin yang berbagai kegiatan yang
akan dilakukan dan penetapan keputusan ditentukan oleh pemimpin sendiri (tidak
member kesempatan kepada bawahan).
2. Demokratis
Adalah tipe pemimpin yang berbagai kegiatan dan
penetapan keputusan lebih banyak diserahkan pada bawahan.
3. Populis
Adalah tipe pemimpin yang mampu membangun rasa
solidaritas pada bawahan atau pengikutnya.
4. Kharismatik
Adalah tipe pemimpin yang memiliki nilai ciri khas
kepribadian yang istimewa atau wibawa yang tinggi sehingga sangat dikagumi dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap bawahan atau pengikutnya.
5. Kooperatif
Kepemimpinan ciri khas Indonesia, yaitu kepemimpinan
yang memiliki jiwa Pancasila, memiliki wibawa dan daya untuk membawa dan
memimpin masyarakat lingkungannya ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan
dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Jenis-jenis gaya
kepemimpinan
Dalam teori kepemimpinan terdapat dua jenis gaya
kepemimpinan yang utama yaitu:
1.
Gaya berotientasi pada tugas (task oriented).
Gaya
pemimpin yang memusatkan perhatiannya pada tugas, yaitu penetapan dan
menstruktur tugas. Dalam hal ini termasuk pembagian kerja, penjadwlan, system
prosedur (sisdur), petunjuk pelaksanaan (juklak), dan sebagainya yang
kesemuanya mencakup penekanan aspek teknis atau penyelesaian tugas pekerjaan.
2.
Gaya berorientasi pada orang (people oriented).
Gaya
pemimpin yang memusatkan perhatiannya pada orang, yaitu hubungan antar pribadi.
Dalam hal ini mencakup saling percaya, menghargai gagasan bawahan, membangun
kerjasama, peka terhadap kebutuhan dan kesejahteraan bawahan.
Pada kenyataannya gaya kepemimpinan tersebut berkembang
dan bervariasi sesuai dengan faktor karakter situasional. Gaya berorientasi
pada tugas cenderung sebagai gaya otokratis, gaya beriorientasi pada orang
cenderung sebagai gaya demokratis, dan gaya berorientasi pada kombinasi
keduanya (tugas dan orang) cenderung sebagai gaya moderat.
-
Gaya otokratis: gaya yang berdasarkan
atas posisi dan penggunaan otoritas dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
-
Gaya demokratis: gaya yang berkaitan
dengan kekuatan personal dan partisipasi pengikut dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
-
Gaya moderat: gaya yang berorientasi
pada iman, ilmu, amal, dan visi masa depan.
Daftar pustaka:
Soekarso & Putong, Iskandar. (2015). Kepemimpinan kajian teoritis dan praktis. Yogyakarta: Mitra Wacana Media.
0 komentar:
Posting Komentar