Teori
Kepribadian Sehat Menurut Abraham Maslow
1. Perkembangan
Kepribadian Menurut Maslow
Konsep perkembangan bagi Abraham Maslow erat
kaitannya dengan gagasan-gagasannya tentang kemampuan. Hasil-hasil penelitiannya
membawanya sampai pada kesimpulan bahwa perkembangan kearah aktualisasi diri
merupakan sesuatu yang wajar sekaligus perlu.
Kemudian, manusia memiliki kapasitas untuk
tumbuh dan berkembang, sehinggga Maslow mengemukakan beberapa factor mengapa
manusia itu gagal untuk berkembang dan tumbuh, diantarantaya adalah:
1. Naluri manusia itu cenderung lemah, sehingga
pertumbuhan dengan mudah dibuat tak berdaya oleh kebiasaan-kebiasaan buruk,
lingkungan, budaya yang kurang baik atau pendidikan yang kurang memadai atau
bahkan keliru.
2. Dalam kebudayaan barat ada kecenderungan kuat
untuk takut pada naluri-naluri, dan memandang semua naluri bersifat
kebinatangan serta hina.
3. Pengaruh negative kebutuhan akan rasa aman dan
perlindungan yang rendah itu ternyata kuat.
4. Kecendrungan pada orang dewasa untuk meragukan
dan bahkan takut pada kemampuan-kemampuan mereka sendiri, takut bahwa potensi
mereka lebih besar dari yan selama ini merka sadari.
5. Lingkungan budaya dapat menghambat perkembangan
manusia kearah aktualisasi diri.
6. Banyak individu yang diam dengan masa lalunya,
sehingga menghambat proses perkembangan manusia itu sendiri dan bahkan mereka
tidak dapat mengaktualisasiaka dirinya.
2. Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Menurut
Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita
tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga
menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri
mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang
mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, namun mereka berusaha. Maslow
menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling
tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang
mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.
Menurut
Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan
kebutuhan-kebutuhan yaitu memuaskan hierarki, diantaranya yang pertama adalah
kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta
penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan
akan aktualisasi diri.
Kita
juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan
tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang
sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen
tertentu.
Selain
itu kepribadian yang sehat menurut maslow adalah individu yang berhasil
mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa
diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan
perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan
diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui
hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai
serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa
pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang
yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik
mental maupun fisik.
3. Konsep Kepribadian Menurut Maslow
Konsep
mental menurut Abraham Maslow
1.
Hierarki kebutuhan manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang
paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus
meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga
kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi.
Dan
kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
·
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan
pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan
hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat dan sifatnya amat penting
dari semua kebutuhan.
·
Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi
kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan
dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk
mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
·
Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan
Kasih
Kebutuhan ini semacam layak untuk
mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang
tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan
perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini
memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.
·
Kebutuhan Akan Penghargaan
Penghargaan yang berasal dari orang
lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain
(dari luar) misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada
banyak cara juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila
dengan cara yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan
apa yang kita miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli
rumah besar, dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak
mengetahui kita apa dan siapa.
·
Aktualisasi diri
Jika kita telah memuaskan semua kebutuhan
diatas, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi
diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling
tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas
kita. Kita harus bisa menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow
menyebutkan apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah,
kita masih merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki
dan juga merasa bahwa kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal
dalam tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang
dan tidak puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri
kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.
Daftar Pustaka
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, Jess. 2006. Theories of Personality.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
0 komentar:
Posting Komentar